TAQWA: Keseimbangan Hablun Minalloh dan Hablun Minannas oleh Abdul Natsir, S.Ag, M.H.i
Editor: Muhammad Ajid/Kurniati Ningsih
Puasa merupakan ibadah yang menyehatkan manusia, sebab puasa dapat menghilangkan penyakit rohani. Inti dari puasa pada dasarnya adalah bentuk pengendalian diri, yang bertujuan agar kita meraih derajat sebagai orang-orang yang bertaqwa di hadapan Allah Swt. Taqwa sendiri memiliki dua dimensi hubungan, yakni hubungan vertikal antara manusia dengan Allah dan hubungan horizontal antara manusia dengan makhluk lainnya. Taqwa yang baik dan benar yakni taqwa yang mengandung adanya keseimbangan hubungan antara Kholiq dan makhluk atau yang disebut habblumminallah dan antara Makhluk dengan Makhluk habblumminannas.

Keseimbangan hubungan vertikal dan hubungan horizontal ditandai dengan seimbangnya hubungan vertikal yang berkaitan langsung dengan Allah yaitu Habluminallah dan Habluminannas yang berhubungan dengan sesama manusia. Sebagai contoh ketika manusia berzakat, zakat merupakan simbol hubungan vertikal dan horizontal. Bahkan selain zakat, kita dapat mengambil contoh ibadah solat, solat bisa kita gambarkan sebagai mi’raj kita. Solat yang habluminnallah adalah salat yang menjauhkan kita dari tindakan yang munkar, yang mana hal tersebut juga menggambarkan keseimbangan hubungan vertikal dan horizontal.
Ustadz Nasir dalam kajiannya juga menyampaikan jika manusia yang bangkrut adalah manusia yang ketika hari kiamat datang, ia membawa pahala solat, zakat,dan ibadah wajib lainnya, akan tetapi semasa hidup di dunia manusia ini mengatakan perkataan yang jelek, fitnah, mencela tetangga, sehingga pahala manusia ini sedikit demi sedikit berkurang karena protes dari manusia lain yang didzolimi. Pahala tersebut terambil dan ditambah dosa dari manusia yg didzolimi. Ini menunjukkan manusia ini tidak menjaga keseimbangan hubungan antara dengan Allah dan dengan manusia lainnya. Menyakiti tetangga, menganiaya orang lain, atupun perbuatan dzolim lainnya menyebabkan ibadahnya sia-sia dan dilemparkan ke neraka.
Kita bisa mengambil ibarah berbelaskasih pada makhluk sekecil apapun, yang jika kita lakukan, atas rahmat Allah dapat mengantarkan kita ke surgaNya. Apalagi jika kita berbelaskasih pada manusia yang membutuhkan, apalagi ketika kondisi seperti saat pandemik seperti ini, maka alangkah baiknya jika kita berempati dan bersimpati untuk menolong dan mengangkat saudara kita yang membutuhkan yang terdampak oleh kondisi saat ini.